Cloud Engineer Versus Pawang Hujan



Cloud Engineer saat ini menjadi trending topik karena adanya aktifitas pawang hujan saat gelaran MotoGP Mandalika.  Lalu apa sebenarnya pekerjaan cloud engineer tersebut dan apa sebenarnya profesi dari Pawang Hujan dan bolehkan kita sebagai muslim untuk mempercayai pawang hujan.

Profesi cloud engineer saat ini merupakan salah jenis pekerjaan yang hits di zaman serba digital. Khususnya untuk mereka yang memiliki latar belakang pendidikan IT. 

Cloud engineer adalah sebuah pekerjaan yang bergelut dalam dunia cloud computing meliputi berbagai aspek seperti CPU, RAM, software, network speed, storage, hingga OS. 

Dilansir dari glints, cloud engineer adalah seseorang yang bertugas untuk membangun infrastruktur cloud. Infrastrukturnya harus disesuaikan dengan rancangan yang telah dibuat oleh arsitek cloud.

Dalam cloud computing, arsitek cloud merupakan ujung tombak. Tugasnya yaitu merancang struktur sistem cloud. Lalu cloud engineer bertugas untuk membangunnya sesuai rancangan.

Cloud engineer adalah orang yang memiliki tugas cukup beragam. Tugasnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Adapun tugas-tugas Cloud Engineer bisa meliputi cloud security, cloud system engineer, cloud network engineer, hingga sebagai cloud software engineer.

Pawang hujan adalah sebutan untuk seseorang dalam masyarakat Indonesia yang dipercaya memiliki ilmu gaib dan dapat mengendalikan hujan atau cuaca. Umumnya, pawang hujan mengendalikan cuaca dengan memindahkan awan. Jasa pawang hujan biasanya dipakai untuk acara-acara besar seperti perkawinan, konser musik dan banyak lagi.

Terdapat pertentangan pendapat di antara ulama Indonesia tentang hukum pawang hujan. Sebagian menganggap pawang hujan adalah perilaku syirik.  

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal (dukun) dan bertanya kepadanya tentang suatu perkara, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari” (HR. Muslim no. 2230)

مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ

“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal dan dia membenarkan ucapannya, maka dia berarti telah kufur pada Al-Quran yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad no. 9252)

Allahlah Yang Menurunkan Hujan

اِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْاَرْحَامِۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ  

Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang kiamat, dan Dia yg menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Tidak ada seorang pun yg dapat mengetahui (dengan pasti) apa yg akan dia kerjakan besok. (Begitu pula,) tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui. (QS. Luqmān :34)








MASIH BERANI PERCAYA DUKUN?

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal (dukun) dan bertanya kepadanya tentang suatu perkara, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari” (HR. Muslim no. 2230)

مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ

“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal dan dia membenarkan ucapannya, maka dia berarti telah kufur pada Al-Quran yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad no. 9252)

Posting Komentar