Tafsir Jalalain Surah Al-Baqarah 50 - 57

 

 Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberika hidayah kepada kita semua. Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.

Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan salah satu kitab tafsir yang terkenal, yaitu Tafsir Jalalain dari Surah Al-Baqarah.

Surah Al-Baqarah

Surah Al-Baqarah merupakan surat makkiyah yang terdiri atas 286 ayat. Kenapa surah ini disebut makkiyah, karena surah ini diturunkan di kota Mekkah (Makkah, secara resmi bernama Makkah al-Mukarramah).

Tafsir Jalalain Surah Al-Baqarah ayat 50 - 57

50. "Dan," ingatlah, "Ketika Kami membelah laut untukmu," karena kalian, sehingga kalian dapat melaluinya kala melarikan diri dari kejaran musuh kalian, "sehingga kamu dapat Kami selamatkan," dari tenggelam, "dan Kami tenggelamkan Fir'aun dan para pengikut-pengikut Fir'aun," kaumnya yang ikut  bersamanya, "sedang kamu menyaksikan," lautan menutup kembali hingga menenggelamkan mereka.

51. "Dan (ingatlah) ketika Kami menjanjikan," (kalimat ini) dengan alif: waa'adnaa (ÙˆَاعَدْÙ†َا) atau tanpa alif: wa'adnaa (وعدنا), "kepada Musa empat puluh malam," Kami memberi kitab Taurat kepadanya untuk kalian amalkan setelah batas waktu tersebut berakhir, "kemudian kamu (Bani Israil) menjadikan (patung) anak sapi," yang dibuat oleh Samiri sebagai ilah untuk kalian, "setelah (kepergian)nya" yaitu setelah Musa pergi untuk memenuhi janji Kami, "dan kamu (mejadi) orang yang zalim," dengan menjadikan patung sapi itu sebagai (tujuan) ibadah yang bukan pada tempatnya.

52. "Kemudian Kami memaafkan kamu," Kami hapus dosa kalian, "setelah itu," setelah menjadikan patung anak sapi sebagai sesembahan, "agar kamu bersyukur," atas nikmat yang Kami berikan kepada kalian.

53. "Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan kepada Musa Kitab" Taurat "dan Furqon," ini namanya 'athaf tafsir (kata penghubung untuk menjelaskan kata sebelumnya), yaitu membedakan antara kebenaran dan kebatilan, halal dan haram, "agar kamu memperoleh petunjuk," dari kesesatan.

54. "Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya," yang menyembah patung anak sapi, "wahai kaumku! Kamu benar-benar telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi," sebagai sesembahan. "Karena itu bertobatlah kepada Penciptamu," baarii artinya Pencipta, yaitu dengan beribadah kepada-Nya, "dan bunuhlah dirimu," yaitu orang yang tidak bersalah di antara kalian membunuh orang jahat. "Itu," pembunuhan, "lebih baik bagimu di sisi Pencipta," lalu Allah membimbing kalian untuk melakukan amalan sebagai syarat tobat itu, lalu Allah mengirimkan awan hitam kepada kalian agar kalian tidak saling melihat saat membunuh sebagian yang lain hingga muncul rasa iba, hingga sekitar 70 ribu orang di antara kalian dibunuh, "lalu Dia akan menerima tobatmu. Sungguh, Dialah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang."

55. "Dan (ingatlah) ketika kamu berkata," setelah kalian pergi bersama Musa untuk meminta ampunan kepada Allah karena menyembah patung anak sapi, dan kalian mendengar kalam-Nya, "Wahai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan jelas," dengan kasat mata. "Maka halilintar menyambarmu," yakni suara keras hingga kalian mati, "sedang kamu menyaksikan," petaka yang menimpa kalian.

56. "Kemudian, Kami membangkitkan kamu," Kami menghidupkan kalian "setelah kamu mati, agar kamu bersyukur," atas nikmat yang Kami berikan kepada kalian itu.

57. "Dan Kami menaungi kamu dengan awan," yakni Kami menaungi kalian dengan awan tipis agar tidak terkena teriknya matahari selama kalian dalam at-tih; berjalan tak tentu arah karena kebingungan, "dan Kami menurunkan kepadamu manna dan salwa," dibaca manna dan salwaa; yaitu roti dan burung yang gemuk. Kami firmankan, "Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu," dan jangan menyimpan makanan tersebut. Mereka kemudian mengingkari nikmat tersebut, menyimpannya, sehingga makanan tersebut tidak turun lagi. "Mereka tidak menzalimi Kami," karena hal itu, "tetapi justru merekalah yang menzalimi diri sendiri," karena petaka kufur nikmat yang mereka lakukan justru berbalik menimpa mereka sendiri.

Posting Komentar