Tafsir Jalalain Surah Al-Baqarah 58 - 60


 Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberika hidayah kepada kita semua. Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.

Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan salah satu kitab tafsir yang terkenal, yaitu Tafsir Jalalain dari Surah Al-Baqarah.

Surah Al-Baqarah

Surah Al-Baqarah merupakan surat makkiyah yang terdiri atas 286 ayat. Kenapa surah ini disebut makkiyah, karena surah ini diturunkan di kota Mekkah (Makkah, secara resmi bernama Makkah al-Mukarramah).

Tafsir Jalalain Surah Al-Baqarah ayat 58 - 60

58. "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman," kepada mereka setelah mereka terlepas dari at-tih, kebingungan, "masuklah ke negeri ini," Baitul Maqdis atau yang disebut Ariha, "maka makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu," secara lapang tanpa batas. "Dan masukilah pintu gerbangnya," yaitu pintu gerbang kota, "sambil membungkuk," sujud di sini maksudnya menunduk, "dan katakanlah," seraya meminta kepada Kami, "Bebaskanlah kami (dari dosa-dosa kami)," yaitu gugurkanlah kesalahan-kesalahan kami, "niscaya Kami ampuni," qiraah lainnya menyebutkan yughfar dan tughfar dalam bentuk mabni majhul (kata kerja pasif) yang artinya dimaafkan, "kesalahan-kesalahanmu. Dan Kami akan menambah (karunia) bagi orang-orang yang berbuat kebaikan," menambah pahala atas ketaatan yang mereka lakukan.

59. "Lalu orang-orang yang zalim," di antara mereka, "mengganti perintah dengan (perintah lain) yang tidak diperintahkan kepada mereka," lalu mereka mengucapkan, "Habbatun fi sya'ratin," biji di dalam bulu, dan memasuki pintu gerbang kota sambil mengesot, "maka Kami turunkan malapetaka," siksa berupa wabah penyakit, "dari langit kepada orang-orang yang zalim itu, karena mereka (selalu) berbuat fasik," yaitu  karena mereka menympang dari ketaatan, hingga sekitar 70 ribu orang di antara mereka meninggal dunia pada saat itu juga.

60. "Dan," ingatlah, "ketika Musa memohon air," meminta hujan "untuk kaumnya," yang kehausan ketika di at-tih, kebingungan, "Lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu!" Inilah batu yang membawa lari pakaian Musa saat Musa mandi. Batu ini ringan, berbentuk segi empat, bentuknya seperti kepala, jenisnya marmer atau pualam. Musa kemudian memukul batu itu, "maka memancarlah daripadanya dua belas mata air," sebanyak itulah kabilah Bani Israil. "Setiap suku," di antara mereka, "telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing)," sehingga tidak ada orang dari suku lain yang turun serta minum di tempat mereka itu. Lalu Kami firmankan kepada mereka, "Makan dan minumlah dari rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu melakukan kejahatan di bumi den berbuat kerusakan." Lafal () haal (keterangan) yang menegaskan 'amil-nya. Dari kata 'atsa () artinya berbuat kerusakan.

Posting Komentar