Tafsir Jalalain Surah Al-Baqarah 30 - 37

 

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberika hidayah kepada kita semua. Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.

Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan salah satu kitab tafsir yang terkenal, yaitu Tafsir Jalalain dari Surah Al-Baqarah.

Surah Al-Baqarah

Surah Al-Baqarah merupakan surat makkiyah yang terdiri atas 286 ayat. Kenapa surah ini disebut makkiyah, karena surah ini diturunkan di kota Mekkah (Makkah, secara resmi bernama Makkah al-Mukarramah).

Tafsir Jalalain Surah Al-Baqarah ayat 30 - 37

30. "Dan,"ingatlah wahai Muhammad, "ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, 'Aku hendak menjadikan khalifah di bumi," yaitu Adam. "Mereka berkata, 'Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak," dengan melakukan berbagai perbuatan maksiat, "dan menumpahkan darah di sana," dengan membunuh, seperti yang dilakukan bangsa jin yang pernah tinggal di sana. Ketika mereka telah berbuat kerusakan, Allah mengutus malaikat-malaikat lalu mengusir mereka ke pulau-pulau dan gunung-gunung. "Sedangkan kami bertasbih kepada-Mu," yaitu kami senantiasa membaca subhaanallaah wa bihamdihi, "dan menyucikan nama-Mu?" memahasucikan-Mu dari apa saja yang tidak patut bagi-Mu.
Huruf Laam dalam lafal laka (Ù„َÙƒَ) adalah tambahan. Rangkaian kalimat ini adalah rangkaian haal (petunjuk keadaan). Maksudnya, kami (malaikat) lebih berhak untuk menjadi khalifah di bumi. "Dia berfirman, 'Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui," maslahat menjadikan Adam sebagai khalifah, dan di antara keturunannya nanti ada yang taat dan ada pula yang durhaka, sehingga keadilan di antara mereka tampak dengan jelas.
Mereka (para malaikat) berkata, "Rabb kita tidak akan menciptakan makhluk yang paling mulia bagi-Nya dan yang lebih tahu dari kita lebih dulu taat pada-Nya dan karena kami melihat sesuatu yang tidak dilihat makhluk lain." Akhirnya Allah Ta'ala menciptakan Adam dari permukaan tanah. Allah memungut satu genggaman dari berbagai jenis dan warna tanah, kemudian dicampur dengan berbagai jenis air, lalu meratakannya, meniupkan ruh di dalamnya hingga menjadi makhluk hidup yang memiliki perasaan setelah sebelumnya hanya benda mati.

31. "Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama," yaitu nama-nama benda, "semuanya," Allah memasukkan ilmu tentang hal itu ke dalam hati Adam. "Kemudian Dia perlihatkan," yaitu memperlihatkan benda-benda itu kepada mereka. Benda-benda itu, dan dalamnya disebutkan dengan dhamir (هم) untuk lebih mengedepankan makhluk-makhluk yang berakal. "Kepada para malaikat," untuk membantah mereka, "seraya berfirman, 'Sebutkan kepada-Ku," beritahukanlah kepada-Ku, "nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!" bahwa Aku tidak menciptakan makhluk yang lebih tahu dari kalian, atau kalian lebih berhak menjadi khalifah. Jawaab syarth ditujukan oleh rangkaian kata sebelumnya.

32. "Mereka menjawab, "Mahasuci Engkau," seraya memahasucikan-Mu bukan maksud kami membantah-Mu, "tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah," untuk menegaskan dhamir kaf (Ùƒ) "Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana," tidak ada sesuatu pun yang menyimpang dari ilmu dan hikmah-Nya.

33. "Dia (Allah) berfirman, "Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka," yaitu kepada malaikat-malaikat "nama-nama itu," yakni nama-nama benda. Adam kemudian menyebutkan nama segala benda dan menyebut hikmah penciptaan benda-benda tersebut. "Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman," kepada malaikat-malaikat seraya menegur mereka, "bukankah telah Aku katakan kepadamu, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi," yaitu segala yang tidak tampak di langit dan bumi, "dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan," mengetahui kata-kata yang kalian ucapkan, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? Dan apa yang kamu sembunyikan?" kata-kata yang kalian sembunyikan adalah bahwa Allah tidak akan menciptakan makhluk yang lebih mulia bagi Allah dan lebih tahu (berilmu) dari kami.

34. "Dan," ingatlah "ketika Kami berfirman kepada para malaikat, 'Sujudlah kamu kepada Adam!,'" yakni sujud penghormatan dengan membungkuk, "maka mereka pun sujud kecuali iblis." Iblis adalah bapaknya jin yang ada di tengah-tengah para malaikat, "ia menolak." untuk bersujud, "dan menyombongkan diri," karena merasa tinggi hati kepadanya seraya berkata, "Aku lebih baik darinya." "Dan ia termasuk golongan yang kafir," dalam ilmu Allah.

35. "Dan Kami berfirman, 'Wahai Adam! Tinggallah engkau," lafal anta (Ø£َÙ†ْتَ) disebut untuk menegaskan dhamir mustatir dalam lafal uskun (اسكُÙ†ْ) agar lafal (ÙˆَزَÙˆْجُÙƒَ) di-athaf-kan kepadanya. "Dan istrimu," yaitu Hawa. Ia diciptakan dari tulang rusuk Adam yang sebelah kiri. "Di dalam surga, dan makanlah," makanan "dengan nikmat," tanpa adanya batasan makanan "sesukamu (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini," dengan memakannya, yaitu pohon gandum, anggur atau semacamnya, "nanti kamu termasuk," sehingga kalian berdua menjadi golongan "orang-orang yang zalim!" Yakni orang-orang yang durhaka.

36. "Lalu setan memperdayakan keduanya," yakni iblis membuat keduanya terusir. Qiraah lain menyebut: nahhaahumaa (Ù†َØ­َّاهُÙ…َا) mengeluarkan keduanya "dari surga," dengan berkata kepada keduanya, "Maukah aku tunjukan kepada kalian berdua pohon keabadian?" iblis bersumpah kepada keduanya dengan nama Allah bahwa ia termasuk orang-orang yang menasihati, hingga akhirnya Adam dan Hawa memakan pohon terlarang itu, "sehingga keduanya dikeluarkan dari," segala kenikmatan "ketika keduanya di sana (surga). Dan Kami berfirman, 'Turunlah kami!'" ke bumi, yaitu kamu berdua beserta keturunan kalian berdua. "Sebagian kamu," sebagian keturunan kalian, "menjadi musuh bagi yang lain," dengan berbuat zalim satu sama lain. "Dan bagi kamu ada tempat tinggal," tempat menetap, "dan kesenengan di bumi," yang kalian nikmati, seperti tumbuh-tumbuhan di bumi, "sampai waktu yang di tentukan," waktu berakhirnya ajal kalian.

37. "Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Rabbnya," yang Allah ilhamkan kepadanya. Qiraah lain menyebut (آدَÙ…َ) dengan i'rab nashab, sementara (ÙƒَÙ„ِÙ…َات) dengan i'rab rafa' (fatalaqqaa adama mir rabbihi kalimaatun), maksudnya kalimat-kalimat itu datang kepada Adam. Kalimat yang dimaksud adalah: "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi." (Al-A'raf: 23) "Lalu Dia pun menerima tobatnya," yaitu menerima tobat Adam. "Sungguh, Allah Maha Penerima tobat," dari hamba-hamba-Nya, "Maha Penyayang," terhadap mereka.

Posting Komentar