Tafsir Jalalain Surah Al-Fatihah

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberika hidayah kepada kita semua. Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.

Pada kesempatan kali ini penulis akan menyampaikan salah satu kitab tafsir Al-Qur'an yang terkenal dalam seantero Dunia Islam, Tafsir Jalalain. Kitab Tafsir klasik Sunni ini awalnya disusun oleh Jalaluddin Al-Mahalli pada tahun 1459 M. Kemudian dilanjutkan oleh muridnya, Jalaluddin As-Suyuthi pada tahun 1505 M.

Surah Al-Fatihah

Surah Al-Fatihah merupakan surat makkiyah yang terdiri atas 7 ayat dengan basmalah. Kenapa surah ini disebut makkiyah, karena surah ini diturunkan di kota Mekkah (Makkah, secara resmi bernama Makkah al-Mukarramah). Jika ia (basmalah) termasuk bagian darinya. Ayat yang ketujuh ini adalah ; "(Yaitu) jalan orang-orang," hingga akhir ayat. Dan jika basmalah bukan termasuk surah Al-Fatihah, maka ayat yang ketujuh adalah ; "Bukan (jalan) mereka yang dimukai," hingga akhir ayat. Di awal surah diperkirakan dengan ucapan "Katakanlah" agar ayat sebelum; "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah," sesuai dengan ucapan tersebut, mengingat kata-kata tersebut adalah ucapan para hamba.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ 

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ 

Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ 

Pemilik hari pembalasan.

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ 

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.

 ۙاِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ

Tunjukilah kami jalan yang lurus,

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ 

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Tafsir Jalalain Surah Al-Fatihah

1. "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang."

2. "Segala puji bagi Allah." Kalimat dalam ayat ini adalah jumlah khabariyah (kalimat berita) yang dimaksudkan sebagai pujian bagi Allah dengan segala kandungan maknanya. Adapun kandungan makna dari lafal ini adalah bahwa Allah Ta'ala adalah pemilik segala pujian yang diucapkan seluruh makhluk, atau Allah berhak untuk mereka puji, Allah adalah nama Zat yang diibadahi dengan sebenarnya. "Tuhan seluruh alam." yaitu pemilih seluruh makhluk, mulai dari manusia jin, malaikat, hewan, hingga makhluk-makhluk lainnya. Dan semua itu disebut alam, sehingga dinamakanlah alam manusia, alam jin, dan alam-alam lainnya. Bentuk jamak kata aalam menggunakan ya' dan nun('aalamuun'), dengan maksud untuk lebih mengedepankan makhluk berilmu (berakal) daripada makhluk-makhluk lainnya. Alam berasal dari kata 'alaamah yang berarti tanda, karena ia (makhluk) merupakan tanda atas keberadaan penciptanya.

3. "Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang." yaitu pemilik rahmat. Rahmat adalah mengkehendaki bagi siapa saja yang patut mendapatkannya.

4. "Pemilik hari pembalasan." yaitu balasan pada hari kiamat. Hari pembalasan disebut secara khusus karena pada hari itu tiada kerajaan  milik siapapun selain kerajaan Allah. Dalilnya, seperti disebutkan dalam firman Allah, "Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Milik Allah." (Al-Mu'min:16) Bagi yang membaca maaliki, maknanya; pemilik segala urusan pada hari kiamat. Atau yang dimaksud adalah Allah menyandang sifat sebagai pemilik hari pembalasan untuk selamanya. sama seperti ghaafirudz-dzambi yang berarti pengampunan segala dosa. Dengan demikian lafal maalik sah untuk menjadi kata sifat, karena kata tersebut berlaku untuk sesuatu yang sudah diketahui.

5. "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." yaitu kami mengkhususkan ibadah hanya kepada-Mu seperti tauhid dan lainnya, dan kami juga memohon pertolongan untuk menjalankan ibadah dan lainnya.

6. "Tunjukilah kami jalan yang lurus." Yakni bimbinglah kami ke jalan (yang lurus) itu. Lalu dijelaskan pada ayat berikutnya apakah itu jalan yang lurus.

7. "(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya." Maksudnya, orang-orang yang telah Engkau beri hidayah . Lalu dijelaskan oleh lanjutan ayat: "Bukan (jalan) mereka yang dimurkai," maksudnya itu adalah mereka adalah orang-orang Yahudi, "dan bukan," pula, "mereka yang sesat," yaitu orang-orang Nasrani.

Penjelasan ini menunjukan bahwa orang-orang yang mendapat petunjuk bukanlah orang-orang Yahudi ataupun orang-orang Nasrani. Hanya Allah yang mengetahui kebenaran, dan kepada-Nya jua tempat kembali seluruh makhluk.


Basmalah tidak ditafsirkan oleh Jalaluddin Al-Mahalli

Berikut kami ringkaskan beberapa poin dari Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam tafsirnya:

1. Basmalah itu disebut dan akan terkait dengan perbuatan tertentu. Kalau kita memulai membaca Alquran dengan basmalah, berarti “dengan nama Allah saya membaca Alquran”. Kalau mau makan membaca basmalah berarti “dengan nama Allah saya makan”. Nama Allah di sini disebut duluan dibanding perbuatan membaca dan makan dengan dua tujuan:

  • Untuk tabarruk (meraih berkah).
  • Untuk menunjukkan adanya hashr (pembatasan makna), berarti “hanya“.

2. “Allah” adalah di antara nama Allah, tidak ada makhluk yang boleh bernama dengan nama ini. Inilah pokok nama Allah, nama lainnya adalah turunan dari nama ini.

3. Ar-Rahman artinya Allah memiliki rahmat yang luas.

4. Ar-Rahiim artinya Allah memiliki rahmat yang khusus pada orang yang Allah kehendaki.


Referensi

  1. Tafsir Jalalain, Penerbit UMMUL QURA.
  2. Rumasyho.com

Posting Komentar