Tafsir Jalalain Surah Al-Baqarah 25 - 26


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberika hidayah kepada kita semua. Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.

Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan salah satu kitab tafsir yang terkenal, yaitu Tafsir Jalalain dari Surah Al-Baqarah.

Surah Al-Baqarah

Surah Al-Baqarah merupakan surat makkiyah yang terdiri atas 286 ayat. Kenapa surah ini disebut makkiyah, karena surah ini diturunkan di kota Mekkah (Makkah, secara resmi bernama Makkah al-Mukarramah).

Tafsir Jalalain Surah Al-Baqarah ayat 25 - 26

25. " Dan sampaikanlah kabar gembira,"kabarkanlah, "kepada orang-orang yang beriman," yang percaya kepada Allah, "dan berbuat kebajikan," menjalankan kewajiban-kewajiban dan amalan-amalan nafilah, "bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga," taman-taman yang dipenuhi pepohonan dan hunian-hunian, "yang mengalir dibawahnya," yaitu di bawah pepohonan dan rumah-rumahnya, "sungai-sungai," yaitu air-air. Sungai adalah tempat mengalirnya air, karena air yanharuhu, yaitu mengalir tempat tersebut. Menyandarkan aliran air kepada air adalah bentuk majaz.
"Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga," yaitu mereka diberi makanan dari buah-buahan dari kebun-kebun itu, "mereka berkata, 'Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu,"yaitu seperti buah-buahan yang dulu pernah diberikan kepada kami karena buah-buahannya mirip. "Mereka telah diberi (buah-buahan)," yaitu mereka diberi rezeki, "yang serupa," warnanya menyerupai satu sama lain namun rasanya berbeda. "Dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan," bidadari dan lainnya, "yang suci," dari haid dan kotoran. "Mereka kekal di dalamnya," mereka tinggal untuk selamanya tanpa pernah lenyap ataupun keluar.
Ayat ini turun sebagai bantahan terhadap perkataan orang-orang Yahudi ketika Allah membuat perumpamaan seekor lalat dalam firman-Nya, "Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu." (Al-Hajj: 73) Dan perumpamaan laba-laba dalam firman-Nya, "Laksana laba-laba." (Al-'Ankabut: 41) Apa maksud Allah menyebutkan makhluk-makhluk rendahan seperti ini? Allah kemudian menurunkan:

26. "Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan," lafal matsala (Ù…َØ«َلا) adalah maf'ul pertama. Kata maa (Ù…َا) adalah isim nakirah disifati dengan sifat yang disebut setelahnya; ia maf'ul adalah maf'ul kedua, maksudnya perumpamaan apa saja. Atau, kata maa (Ù…َا) merupakan lafazh za 'idah (lafal tambahan) untuk menegaskan sesuatu yang rendah, sehingga lafal setelahnya menjadi maf'ul kedua. "Seekor nyamuk," lafal ba'udhah adalah bentuk tunggal dari kara ba;udh, yaitu nyamuk. "Atau yang lebih kecil dari itu," yaitu yang lebih besar darinya. Maksudnya Allah pasti menjelaskannya karena di dalamnya terdapat hikmah.
"Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu," perumpamaan adalah, "kebenaran," tegas yang berasal, "dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, 'Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?" Rangkaian kalimat ini adalah tamyiz. Maksudnya, apa maksud perumpamaan ini. Maa (Ù…َا) adalah kata tanya dengan maksud mengingkari (istifham ingkari) sekaligus mubtada'. Dzaa (Ø°َا) maknanya (الذي). Shilah isim maushul ini menjadi khabar mubtada'. Maksudnya, faedah yang terdapat di dalam perumpamaan ini. Allah berfirman sebagai jawaban atas perkataan mereka, "Dengan (perumapamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat,"dari kebenaran karena mereka mengingkarinya, "Dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi petunjuk-Nya," dari kalangan orang-orang yang mukmin yang mempercayainya. "Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik," yaitu orang-orang keluar dari ketaan kepada-Nya.

Posting Komentar