Kitab Izhatun Nasyi’in


HIDUP SERING KALI TIDAK BAIK-BAIK SAJA TAPI KITA BISA MENGHADAPINYA


Kitab Izhatun Nasyi’in

  •  Penulis         : Musthafa al-Ghalayain 
  • Genre         : Self-improvement Islam
  • Halaman       : 370 (BW)
  • Ukuran          : 14 x 21 cm
  • Cover           : Hard Cover
  • ISBN             : 978-623-7327-65-3
  • Penerbit       : Turos Pustaka
  • Cetakan        : 1, Februari 2022
  • Harga            : Rp119.000,-

Untuk pembelian, silahkan chat admin di sini

 Sinopsis

Dalam  hidup ini, kita sering merasa  tak berdaya   ketika sedang dilanda  masalah hidup yang seakan tiada  habisnya. Kadang  kita  merasa  permasalahan yang sedang  kita  hadapi adalah yang paling berat sedunia.

Tidak jarang juga merasa  gagal  menjadi  yang terbaik, padahal sudah berusaha  semaksimal yang kita bisa. Buku “Hidup Sering kali Tidak Baik-baik Saja, Tapi Kita Bisa Menghadapinya” ini  ditulis untuk kita  yang  merasa di titik  terendah, banyak masalah, dan sedang  kehilangan arah.

Buku  karya  ulama sekaligus sastrawan dunia ini pernah diboikot  oleh  pemerintah kolonial Belanda untuk diajarkan oleh  para  kiai di pesantren, karena dianggap berbahaya dan dapat membangkitkan semangat perjuangan kaum muda.

Dengan  membaca  terjemahan  kitab “Izhatun Nasyi’in” karya Syekh Musthafa al-Ghalayain  ini, semoga kita bisa kembali melanjutkan hidup dengan lebih bermakna, lebih tangguh, berpikiran  terbuka, dan selalu  menemukan problem solving atas setiap masalah yang kita hadapi bersama.


Siapa penulis buku ini?

Musthafa al-Ghalayain (1885–1944 M) lahir dan wafat di Beirut, Lebanon. Selain dikenal sebagai  sosok ulama yang  mendunia, juga dikenal  luas sebagai seorang sastrawan, pakar bahasa Arab, bahkan Wartawan senior. Beberapa  karyanya sangat  tebal dan  referensial di bidangnya, seperti Jami’ ad-Durus al-Arabiyyah. Saat kuliah di al-Azhar, belajar langsung kepada Syekh Muhammad Abduh, seorang pembaharu  Islam asal Mesir.


Buku lain yang pernah ditulis

  •   Izhatun Nasyi’in
  •   Al-Islam Ruhul Madinah aw ad-Din al-Islami
  •  Jami’uddurus al-Arabiyyah
  •  Nazharat as-Sufur
  •  Nadzarat fi al-Lughah wa al-Adab
  •   Nazhm asy-Syi’ir fi Aghrad Mukhtalifah

Mengapa Buku ini Ditulis?

  •  Pegangan untuk anak-anak muda agar tidak salah memilih jalan
  •   Benteng pelindung generasi muda dari penyakit sosial dan pengaruh buruk zamannya
  •   Motivasi untuk menjadi pribadi tangguh, kritis, solutif, dan bermanfaat bagi sesama

Apa saja isi buku ini?

  1.  Nilai-nilai personal skill yang sangat bermanfaat bagi generasi muda
  2. Membawa efek hardiness secara psikologis, kepribadian yang  membuat seseorang menjadi   lebih  tangguh, kuat, stabil, dan optimis dalam  menghadapi  permasalahan
  3. Hal-hal  yang  bisa anak-anak  muda  lakukan  saat  menghadapi  berbagai  permasalahan pribadi dan bangsanya dalam kehidupan sehari-hari
  4. Penyemangat  bagi  anak-anak  muda  muslim  agar  menjadi  kritis, berpikiran  terbuka, dan tidak selfish
  5.  Kiat menjalani  masa muda bahagia berdasarkan inti sari ajaran agama

Nilai Personal Skill yang diajarkan buku ini 

  •  Berani menghadapi  tantangan
  •  Mencipta kebahagiaan versi Islam
  •  Kritis dan berpikiran terbuka
  •  Solidaritas dan kepekaan sosial
  •  Gigih dan pantang menyerah
  •   Jujur dan sederhana dalam hidup
  •   Berpegang teguh pada ajaran agama
  •  Menghormati semua perempuan
  •  Peduli terhadap lingkungan
  •   Kolaborasi dan saling percaya
  •   Berusaha sebelum berpasrah
  •  Kritis terhadap kekuasaan yang zalim
  •  Cinta pada bangsa dan tanah air
  •   Anti terhadap penindasan

Fakta Menarik

Buku  ini  pada era  penjajahan  pernah diboikot  oleh  kolonial  Belanda  untuk diajarkan oleh para kiai di pesantren-pesantren, karena dianggap dapat membangkitkan semangat perjuangan dan perlawanan kaum muda. Selain itu, buku ini juga yang menjadi salah satu inspirasi  KH. Hasyim Asy’ari  dalam  mencetuskan perlawanan  Resolusi  Jihad.

Untuk pembelian, silahkan chat admin di sini

Daftar Isi

  • Pengantar Penerbit Pengantar Penulis—1 Pembuka—3
  • Berani Bergerak Maju, Melampaui Pencapaian Generasi Masa Lalu—5 
  • Kesabaran adalah Kunci Menghadapi Berbagai Permasalahan—8 
  • Jangan Menjadi Musuh dalam Selimut—10
  • Jadikan Keikhlasan Sebagai Fondasi Segala Pekerjaan—13
  • Satu Hal yang Bisa Menggagalkan Cita-cita Kita Bernama Putus Asa—16 
  • Kekuatan Harapan Menentukan Keberhasilan—20
  • Kelicikan Sumber Berbagai Keburukan —23 
  • Sembrono, Sumber Segala Kegagalan—27 
  • Hidup  ini  Hanya  Milik Para Pemberani—30 
  • Solidaritas di Atas Segalanya—34
  • Jangan Berlindung di Balik Topeng Kemuliaan Palsu—39 
  • Saatnya Gerakan Revolusi Moral—44
  • Revolusi Kebudayaan Ada di Tangan Anak Muda—49 
  • Kiat Meningkatkan Kualitas Pemerintahan —54 
  • Mungkinkah Tertipu Oleh Perasaan Kita Sendiri?—58
  • Semangat Pembaruan Ada dalam Genggaman Kalian—63 
  • Kebahagiaan Tidak Didapat dengan Berfoya-foya—68 
  • Agama Tidak Boleh Jauh dari Dunia—73
  • Mungkinkah Kita Bisa Kembali Mencapai Puncak Peradaban Islam?—78 
  • Jangan Jadi Penghianat Bangsa—82
  • Kita Semua Terlahir Sebagai Manusia Merdeka—88
  • Empat Macam Kemerdekaan yang Harus Kita Perjuangkan —93 
  • Bila Ada Kemauan, Pasti Ada Jalan—98
  • Kisi-kisi Menjadi Pemimpin Sejati—104 
  • Gila Kekuasaan Membunuhmu—108
  • Jujur dalam Tindakan dan Bahaya Mengumbar Janji Palsu—114 
  • Kiat Menjadi Mulia dengan Hidup Sederhana—118 
  • Melembutkan Hati dengan Memberi—122
  • Kebahagiaan Bukan Dicari, Tapi Diciptakan—128 
  • Bahaya Mengabaikan Kewajiban —132 
  • Menebar Kejujuran, Menuai Kepercaan—138
  • Iri Hati Bukan Sifat Pemenang—145
  • Tolong Menolong Sebagai Jalan Hidup—151 
  • Pujian adalah Ujian—156
  • Memahami Fanatisme—164
  • Kalianlah Generasi Pewaris Bumi—170
  • Peristiwa Pertama Menentukan Masa Depan Kita—175 
  • Tunggulah Saat Kehancurannya—179
  • Jangan Korbankan Kualitas Pekerjaan Hanya Karena Tergesa-gesa—184 
  • Muliakan Semua Perempuan di seluruh Penjuru Bumi—189 
  • Menyeimbangkan Usaha dan Tawakal—194
  • Mengandalkan Diri Kita Sendiri—199 
  • Pendidikan, Bekal Menjalani Kehidupan—204 
  • Nasihat Penutup—210

Apa kata mereka tentang buku ini?

“Kitab ini  pernah dilarang  untuk dikaji  di  pesantren  pada  masa  kolonialisme Belanda, karena isinya mampu mengobarkan patriotisme saat itu. Tidak heran jika dalam sejarah banyak tercatat  pejuang tanah air dari pesantren, sebab mereka mengaji kitab Izhatun Nasyi’in ini. Selama bertahun-tahun kitab ini  masih saya ajarkan (di pesantren)  karena  masih relevan untuk terus dibaca sampai sekarang.”

–KH. Ahmad Mustofa Bisri 

Untuk pembelian, silahkan chat admin di sini













































Posting Komentar