Tafsir Jalalain Surah Al-Baqarah 61

 


 Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberika hidayah kepada kita semua. Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.

Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan salah satu kitab tafsir yang terkenal, yaitu Tafsir Jalalain dari Surah Al-Baqarah.

Surah Al-Baqarah

Surah Al-Baqarah merupakan surat makkiyah yang terdiri atas 286 ayat. Kenapa surah ini disebut makkiyah, karena surah ini diturunkan di kota Mekkah (Makkah, secara resmi bernama Makkah al-Mukarramah).

Tafsir Jalalain Surah Al-Baqarah ayat 61

61. "Dan (ingatlah), ketika kalian berkata, 'Wahai Musa! Kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan saja," yaitu satu jenis makanan saja, yaitu manna dan salwa, "maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi," lafal (Ù…ِÙ†ْ) untuk menjelaskan, "Sayur-mayur, mentimun, bawang puting, kacang adas dan bawang merah." Dia, Musa, "Menjawab, 'Apakah  kamu meminta sesuatu yang buruk'," yang hina, "sebagai ganti dari sesuatu yang baik?" yang lebih mulia. Yaitu apakah kalian patut mengambil barang yang buruk sebagai ganti barang yang baik? Huruf hamzah dalam firman-Nya (Ø£َتَسْتَبْدِÙ„ُÙˆْÙ†َ) untuk pengingkaran. Namun mereka enggan menarik permintaan yang mereka inginkan.

Musa akhirnya berdo'a kepada Allah, lalu Allah berfirman, "pergilah," singgahlah, "ke suatu kota," di antara kota-kota, "pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta," di kota itu, seperti tumbuh-tumbuhan, "Kemudian mereka ditimpa kenistaan," kehinaan dan kerendahan, "dan kemiskinan," karena dampak-dampak ini selalu menyertai kemiskinan, meski mereka hidup berkecukupan, laksana uang (koin) yang selalu menyertai alat cetaknya. "Dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah," yaitu hukuman dan murka Allah, "Hal itu," lantaran "mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi," seperti Zakariya dan Yahya, "tanpa hak (alasan yang benar)," yaitu secara semena-mena. "Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampui batas," melampaui ambang batas kemaksiatan. Firman ini diulang sebagai penegasan.

Posting Komentar